Lamborghini Tabrak Warung STMJ, Saksi Ahli Pastikan Human Error

Lamborghini maut


Polisi terus menggali fakta terkait kecelakaan maut yang melibatkan Lamborghini yang dikemudikan Wiyang Lautner (24), warga Darma Husada Regency, Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (29/12) pagi. Demi mengungkap kasus tersebut, Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur mendatangkan saksi ahli, I Komang Ferry untuk menganalisa mobil supercar yang kini berada di Penampungan Dukuh Pakis, Surabaya.

Menurut pengamat transportasi dari Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jawa Timur ini, sebelum kejadian, Lamborghini yang dikemudikan Wiyang memang selip. Dia memastikan kejadian itu akibat human error."Awalnya ini kayaknya selip. Jadi dia (Wiyang) antara aspal kering ke basah, ada operan, dia melakukan manuver, dia tarik porsneling, dan membentur badan jalan, membentur trotoar," analisa Komang usai meneliti ulang Lamborghini yang ringsek tersebut, Kamis (3/12).

Komang melanjutkan, "Kayaknya pengemudi tidak siap antara aspal basah dan kering. Tidak ada senggolan (dengan Ferrari). Kalau dilihat dari CCTV, mereka beriringan, Ferrari jauh di belakang. Jadi, dia (Wiyang) lagi narik, bergeser, lagi ngegas ya, geser sedikit, namanya oversteer ya, dia benturan dengan trotoar. Dan benturan itu dia tak bisa mengendalikan."
Dengan kecanggihan mobil seharga miliaran rupiah itu, Komang menyebut kecelakaan itu karena human error, bukan karena balapan.

"Mobil ini sudah canggih, semua sudah diatur semua, rodanya saja ada modulnya, ada kontrolnya, ada centernya masing-masing. Jadi ini lagi human error, lagi sial saja," katanya.
Saat kejadian sendiri, masih kata Komang, berdasarkan pantauan CCTV yang tengah diteliti pihak Laka Lantas Polrestabes Surabaya, kecepatan Lamborghini saat terjadi insiden, berada di atas 40 km/jam.

https://www.youtube.com/watch?v=3YH2RBPqNWY

"Memang susah menentukan kecepatannya. Yang jelas di atas 40 km/jam. Mobil ini, 0 sampai 100 km/jam berada di bawah empat detik, 3,8 detik lah kecepatannya," ungkapnya agi.
Selain itu, dari analisa Komang, saat sebelum menabrak warung STMJ, salah satu roda mobil terkunci akibat benturan dengan trotoar.

"Roda belakang tidak bisa dikendalikan karena terus berjalan. Begitu ban belakang patah, makin tak bisa dikendalikan, direm pun tak bisa. Ini selip, tidak bisa dikendalikan. Ini mobil seharga miliaran rupiah tidak bisa dibandingkan mobil Avanza yang hanya ratusan juta rupiah," pungkasnya.

Sumber: merdeka(dot)com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Lamborghini Tabrak Warung STMJ, Saksi Ahli Pastikan Human Error"