"Ini kejutan, karena di teks pidato yang beredar di kalangan masyarakat sipil tidak ada disebutkan tentang masyarakat adat yang berperan dalam mitigasi perubahan iklim " kata Abdon, usai mendengarkan pidato Presiden Joko Widodo lewat siaran langsung di paviliun Indonesia di Le Bourget, Paris, Senin (30/11).
Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Abdon Nababan mengatakan pidato Presiden Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim PBB atau UNFCCC/COP ke-21 di Paris menjadi kejutan bagi komunitas adat di Nusantara.
Menurut Abdon,
pernyataan Presiden Jokowi itu sangat penting, karena selama ini
pemerintah terbukti gagal menjaga hutan sebagai langkah mitigasi.
Ia menyebutkan
bahwa kebakaran hutan dan lahan gambut yang melanda Indonesia pada akhir
2015 adalah "pengadilan api" atau bukti kegagalan pemerintah dalam
pengelolaan hutan dan lahan "Walaupun kalimat itu pendek, tapi punya
makna sangat kuat," ujarnya pula.
Abdon
menambahkan bahwa saat ini terdapat seluas 57 juta hektare kawasan hutan
yang dikuasai masyarakat adat, dan 40 juta hektare di antaranya masih
memiliki tutupan hutan yang baik.
Untuk
melindungi kawasan hutan tersebut, pemerintah menurutnya perlu segera
memberikan alas hak bagi masyarakat adat untuk menjaga wilayah adat
mereka.
"Hutan yang
dikelola masyarakat adat terbukti bebas dari kebakaran hutan dan lahan,
kecuali wilayah adat yang sudah diserahkan kepada korporasi," katanya
menambahkan.
Sebelumnya,
dalam pidato di hadapan para kepala negara yang menghadiri dan
menyampaikan komitmen penurunan emisi dalam KTT Iklim ke-21, Presiden
Joko Widodo menyebutkan bahwa salah satu langkah mitigasi perubahan
iklim adalah melestarikan keanekaragaman hayati dengan melibatkan
masyarakat, termasuk masyarakat adat.
Presiden juga
menegaskan komitmen Indonesia menurunkan emisi sebesar 29 persen di
bawah "business as usual" pada 2030, dan 41 persen dengan bantuan
internasional.
Langkah
penurunan emisi dilakukan dengan mengambil langkah di bidang energi,
yaitu pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif, dan peningkatan
penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23 persen dari konsumsi
energi nasional 2025.
Pengolahan sampah menjadi sumber energi juga menjadi program penurunan emisi.
Selanjutnya,
Indonesia akan menerapkan kebijakan satu peta atau "one map policy"
untuk pengelolaan hutan dan lahan, serta menerapkan moratorium dan
revisi izin pemanfaatan lahan gambut.
Selanjutnya di
bidang maritim, Pemerintah Indonesia berkomitmen mengatasi perikanan
ilegal dan perlindungan keanekaragaman hayati laut.
Source: Harianterbit.com
0 Response to "Pidato Presiden Jokowi Di Paris Yang Mengejutkan"
Post a Comment